Minggu, 21 November 2010

cerpen " SRI "

“ sri, payah mbanget kowe, ora enak blas maine “
“ sepurane kang, malam ini badanku ngga enak “
“ kalau ngga enak kok tetep ngecer? “
“ aku butuh duit kang, tole dari kemarin demam terus, rencananya malam ini mau tak belikan obat “
“ alaaaah, ngapusi “
“ sumpah kang aku ngga’ ngapusi “
“ alaaaah, wis kono ndang nyingkrih “
Lelaki hidung belang itu masih terus menggerutu. Mungkin menyesali tindakannya karena telah menggunakan tubuhku.
Gerutuan lelaki tersebut wajib ku maklumi, karena dalam permainan cinta terlarang tadi, aku sama sekali tidak bisa memuaskannya, sebab kondisi tubuhku memang sedang tidak baik.
Sebelum aku meninggalkan tempat ini, terlebih dahulu ku perhatikan genggaman tanganku, di situ ada gumpalan duit berjumlah 150.000 rupiah. Dengan uang ini mungkin aku bisa membeli beras untuk hari esok, lalu membeli keperluan dapur seperti bawang, garam, gula, minyak, dan lainnya. serta tak lupa membeli obat untuk tole yang sedang sakit.
Duh gusti pengeran, sebenarnya aku ndak mau menjadi pelacur seperti ini. Tapi kalau nanti genduk sama tole njalok mbarang kalir, aku harus mendapatkan uang dari mana?, padahal aku tidak punya keahlian apa apa, aku ini orang goblok. Aku tidak bisa mendapatkan uang selain dari pekerjaan kotor ini. Duh gusti pengeran, aku musti bagaimana?.

@ @ @ @ @ @ @ @ @

Setibanya di rumah, ku lihat genduk sedang cekatan melayani tole. Dahi tole yang tampak legam karena sering berpanasan ia kompres dengan sapu tangan warna kelam. Persis sekelam kehidupan yang sekarang ku jalani.
“ nduk, bagaimana kondisi adikmu? “ tanyaku dengan tiba tiba. akibatnya si genduk langsung terperangah. Dari bibirnya yang kata orang orang di bilang seksi, menghembuskan nafas dengan pasrah.
“ panasnya belum turun bu “
“ ya sudah, sekarang lebih baik kamu tidur dulu, tole biar ibu yang menjaga “
Genduk menganggukan kepala, dan setelah itu langsung melangkahkan kaki menuju dipan bambu yang sudah reot. Ia langsung tertidur dengan penuh ketenangan.
Sejenak ku pandangi wajah genduk. Anak gadisku yang berumur lima belas tahun itu memang cantik. Orang orang pada bilang kalau kecantikannya itu mirip dian sastro wardoyo. bintang film yang wajahnya pernah ku lihat di tv.
Mungkin kecantikan genduk adalah warisan dari wajah bapaknya yang sangat ganteng. Karena kalau genduk mewarisi wajahku, itu sngat mustahil, sebab wajahku ini buruk dan ndak cantik.
Ngomong ngomong soal bapaknya si genduk, beliau adalah sosok lelaki dengan kesempurnaan yang memuaskan. Di desa ini banyak para wanita jatuh cinta kepadanya, malahan wanita wanita itu sudah pada antri untuk menjadi istrinya. Tapi entah mengapa bapaknya si genduk malah kepincut sama aku. Seorang wanita desa yang tidak istimewa, malahan dari golongan orang tak punya. Tapi yang namanya jodoh sudah di atur yang kuasa, mau tak mau aku tidak boleh mengingkarinya. iya tho?.
Setelah keluarga bapaknya si genduk dan keluargaku lamaran, akhirnya kita menikah. Kita berdua begitu bahagia dan bergembira. Beberapa tahu kemudian, aku sudah melahirkan genduk dan tole.
Namun pada suatu hari datang seorang wanita yang menghancurkan semuanya, wanita itu begitu tega merebut bapaknya genduk dari sisiku lalu membawanya pergi dan tak kembali.
Hingga pada suatu waktu aku mendengar kabar kalau bapaknya genduk telah meninggal akibat overdosis narkotika. Inalillahi.

Mendengar semua itu aku begitu bersedih dan hancur, namun aku tidak boleh larut dalam kesedihan, aku harus bangkit demi genduk dan tole. Karena kalau aku ikut ikut hancur nanti siapa yang akan menjaga sekaligus mengurus tole dan genduk.
Setelah kepergian bapaknya si genduk, aku terus pontang panting kesana kesini untuk mencukupi kebutuhan. Namun ketika genduk dan tole sudah memasuki masa sekolah, mereka membutuhkan banyak uang. Dan uang yang jumlahnya banyak tersebut, aku cukupi dengan bekerja sebagai pelacur. Karena untuk saat ini, pekerjaan yang sangat mudah untuk ku lakukan adalah pelacur.
Setelah obat yang aku beli di minun tole, sedikit demi sedikt kondisi badannya agak baikan.

@ @ @ @ @ @ @ @ @

“ tarif kamu berapa sri? “
“ terserah sameyan, tapi jangan murah murah “
“ lima puluh ribu yach? “
“ tambah sedikit bisa ngga’ ? “
“ tujuh puluh lima ribu? “
“ uang segitu buat apa kang?, kepeluan aku di rumah banyak, yang beli ini yang beli itu “
“ seratus ribu mau ngga’? “
“ iyo wis “
“ ya udah, yuk masuk kamar! “
Setelah melakukan negoisasi dengan ringan, lelaki tersebut langsung mempermainkan tubuhku dengan agresif. Aku ngga tahu dia lelaki keberapa yang telah memperkosaku. Tapi aku ngga peduli dengan semua itu, karena pada detik ini yang aku butuhkan adalah uang agar aku bisa mencukupi semua kebutuhan.
Duh gusti pengeran, kalau misalnya sudah tiba hari akhir, semoga engkau berkenan mendengar penjelasanku, dan semoga engkau pun juga berkenan mengampuni dosaku.

@ @ @ @ @ @ @ @ @

Pagi ini badanku terasa ndak enak, seluruh tubuh dari ujung kaki hingga ujung kepala terasa tidak nyaman. Dua jam yang lalu aku sudah meminum obat, namun sampai saat ini belum ada hasilnya. Rasa meriang yang bersarang dalam raga pun juga masih terus menyerang.

Beberapa hari kemudian aku langsung memeriksakan diri ke dokter. Setelah melalui proses yang berbelit belit, akhirnya hari ini tiba juga pengumumannya.
“ saya sakit apa dok? “ tanyaku dengan penuh kecemasan
“ anda positif mengidap aids “ jawab sang dokter dengan lugas dan tegas.
“ saya mengidap aids? “
“ iya “
“ umur saya tinggal berapa bulan? “ aku langsung bertanya ke inti permasalahan.
“ tiga bulan “
Aku ngga tahu musti bagaimana mengalami semua ini. aku ngga pernah menyangka penyakit mematikan ini akan menyapa hidupku.
Beberapa detik kemudian aku langsung meninggalkan tempat ini, langkahku begitu luglai dan lesu.
Duh gusti pengeran, kalau aku harus pergi menemui engkau, nanti siapa yang akan menjaga sekaligus mengurus tole genduk?. Apalagi mereka tidak mempunyai jaminan di masa depan nanti. Aku menyesal kenapa dulu menolak niatan mas singgih (salah satu pelanggan) yang mau mengikutkanku Dan anakku pada perusahaan asuransi. tapi penyesalan itu sudah tidak ada gunanya.


* Payah mbanget kowe, ora enak blas maine : lemah sekali kamu, pelayanannya sama sekali tidak enak
* Sepurane kang : maaf mas
* ngapusi : berbohong
* wis kono ndang nyingkrih : sudah sana pergi
* genduk : panggilan untuk anak perempuan
* tole : panggilan untuk anak lelaki
* njalok mbarang kalir : minta macam macam
* iyo wis : iya deh
* ngecer : menjajakan diri

Gunung Ranti 2.601 MDPL - hiking with PGJ (pendaki gunung jember)

puncak ranti 2.601 mdpl Gunung ranti adalah pendakian ketiga gue setelah semeru dan ijen, kali ini benar benar istimewa, karena ram...