Selasa, 20 Desember 2011

cerpen " MEI "


M  E  I

Desember 1997
Unjuk rasa menunutut Soeharto mundur terus berlanjut, di mana mana ribuan aksi massa memadati jalan jalan. Kebanyakan pelaku unjuk rasa adalah mahasiswa, benar benar menyedihkan, seharusnya mereka semua duduk manis di bangku kuliah menerima pelajaran dari dosen dosen yang berkicau. Tapi ya sudahlah, Indonesia detik ini benar benar kacau.

Januari 1998
Pagi pagi buta ibu ngedumel di dapur
“ sekarang apa apa mahal, beras mahal, gula mahal, semuanya mahal. Pusiiiiing “
Gaya ibu sudah persis peggy melati sukma di sinetron gerhana. Aku yang mendengarnya juga pusing
“ MEIIII “ ibu treiak memanggil namaku
“ ya bu “
“ ke warung depan mei beli gula ama kopi, nanti bapakmu kalau ngopi ngga ada simpenan lagi “
“ duitnya? “
“ pake duit kamu dulu. Ntar ibu ganti. Ibu ngga punya uang bapak belum gajian “
“ iya “
Aku pun segera pergi menuruti kemauan ibu.

Januari akhir 1998
Makin lama berita unjuk rasa makin gencar, kondisinya makin lama makin kacau
“ mahasiswa mahasiswa itu kurang kerjaan. Apa manfaatnya coba bikin rusuh kayak gitu? “
Bapak bicara sendiri sambil nonton berita di tv. Di sisinya ada secangkir kopi dan sebatang rokok yang terus di hisap, kepulannya melayang di udara membentuk bulatan donat putih, begitu tersapu angin langsung kacau balau berubah bentuk.
“ mei “
“ iya pak? “
“ kuliahmu gimana?. Masih oke tho? “
“ ya jelas dong pak. Dosennya ganteng ganteng lagi “
“ huuuu dasar kamu. Bapak lho juga ganteng “
“ males “
“ kamu ngga ikut ikut temenmu kan unjuk rasa ngga jelas itu? “
“ ya ngga lah, buang buang tenaga aja “
“ bagus “
Bapak kembali menekuri televisi sambil menikmati rokok plus kopi.

Februari 1998
Akhir akhir ini perasaanku berubah menjadi ngga enak, ngga tahu entah kenapa. Tiap hari melamun terus tanpa ada yang di pikirkan
 “ MEIIIIIIIII “ ibu teriak kenceng, otomatis aku kaget
“ iya bu ada apa? “
“ dari tadi di panggil panggil ngga nyaut nyaut “
“ mei ngga denger bu “
“ nglamun aja. Dari kemarin kamu itu ngalmun terus. Kerasukan setan tau rasa kamu “
“ heheheh “
“ udah sini bantuin ibu masak “
Udara di luar akhir akhir ini berubah panas. Gerah sekali rasanya. Jangan jangan ini adalah pertanda buruk. Jangan sampai terjadi apa apa ya alloh.

Maret 1998
Makin lama perasaan aneh yang ada di benakku makin ngga karuan. Setiap hari dan setiap saat aku di cekam dan di hantui rasa ketakutan yang menyebalkan. Ini ada apa?, kenapa kok bisa begini?. Entahlah.

Pagi tadi aku mendapati kejadian yang bener bener aneh. Di pekarangan belakang ada ular putih yang melata mengelilingi rumah. Begitu pandanganku ku tolehkan sebentar ular itu sudah tidak ada. Benar benar aneh. Ya alloh semoga saja ini bukan pertanda buruk.

Maret akhir 1998
Unjuk rasa menuntut Suharto mundur terus berlangsung. Di mana mana aksi massa mahasiswa terus berlangsung. Jakarta, Surabaya, bandung, Yogyakarta, malang semua menjadi saksi bisu peristiwa menggemparkan ini. Kadang kadang aku berfikir sendiri mereka semua akan dapat apa sech setelah melakukan hal itu?. Capek jelas iya, selebihnya?. Entahlah. Pasti mereka punya motivasi sendiri.

April 1998
Tadi pagi salah satu temen menceritakan tentang kehidupannya yang sangat mengejutkan, ia mengalami hidup yang benar benar kacau
“ mei aku ingin bicara sama kamu. Empat mata “
“ bicara apa? “
“ yuk ikut aku “
Aku langsung di seret menuju tempat sepi
“ ada apa? “
Kerutan di keningku Nampak berlipat lipat, aku sungguh penasaran
“ aku menjual diri mei “
“ APAAAA ? “
Air mata temenku itu tiba tiba menetes. Ia menangis
“ ayahku di phk mei. Aku dan adik adikku butuh duit. Sekarang apa apa mahal. Aku pusig mei “
“ tapi kan ngga harus kayak gini “
“ aku bingung mei “
Ya alloh, kenapa hal ini harus tejadi?. Kenapa ya alloh?.

April akhir 1998
Rasa takut yang pernah hilang beberapa hari kini datang lagi. Entah Dari mana datangnya, tapi yang pasti rasa itu menyiksaku, menerorku dan mengeberiku. Aku kembali menjadi gadis pelamun dengan pikiran yang entah apa masalahnya. Aku benar benar takut, pusing, bingung. Kenapa ini ya alloh.

Melihat aku yang seperti ini ibu sering uring uringan
“ dari kemarin ngelamun terus. Kerasukan setan tau rasa kamu “ begitulah salah sau ocehannya yang sering ku dengar. Aku bingung. Sebenarnya ada apa dengan dirku.  Seseorang yang megalami perubahan dalam waktu singkat, biasanya adalah pertanda buruk ke depannya. Ya alloh jangan sampai hal itu menimpa diriku.

Di luar sana unjuk rasa mahasiswa masih terus berlangsung. Tapi yang membuat miris, unjuk rasa itu juga di sertai ulah anarkis orang orang tak bertanggung jawab. Toko toko, mall, swalayan, pusat perbelanjan dan pusat pusat niaga di jarah hingga habis, kendaran di bakar, huru hara di mana mana, semuanya di hancurkan. Pokoknya bener bener kacau. Pusing aku melihatnya. Aku tak habis piker, kenapa semuanya jadi begini.

Mei 1998
Rasanya lega sekali kelar urusan di kampus. Hari ini mata kuliahnya benar benar melelahkan, pikiran dan tenagaku terkuras habis, aku pun segera bergegas meninggalkan ruang kuliah untuk pulang, tapi sesampainya di pintu gerbang aku sock sealigus ketakutan. Di sini banyak sekali orang orang yang berunjuk rasa, sepertinya mereka bukan mahasiswa, lalu siapa?. Entahlah
“ TURUNKAN SOEHARTO.
TURUNKAN SOEHARTO.
TURUNKAN SOEHARTO.
TURUNKAN SOEHARTO “
Mereka teriak teriak seperti orang ornag tak berpendidikan, dan seperti yang telah ku takutkan, mereka membuat anarkis, mobil mobil di bakar, aksesoris akssoris yang ada di dalamnya di jarah. Pokonya suasana benar benar kacau.

Dari arah belakang tiba tiba ada orang menyekap mulutku dan menyeretku secara kasar. Aku tak tahu akan di bawa kemana
“ LLLLEEEEPPPPPPAAAAAASSSSSS “
Aku meronta untuk melelaspan sekapan, tapi percuma. Tenaga orang itu tak sebanding dengan tenagaku, ia lebih kuat.
“ TOOOLLLOOOOOOOOONG “
Aku mencoba minta tolong, tapi percuma, semua orang asyik dengan kesibukannya sendiri
“ LLLLEEEEPPPPPPAAAAAASSSSSS “
“ DIAAAAMMMM “
Orang yang menyekap mulutku teriak kencang, aku bisa mearaskan aroma alcohol dari mulutnya. Ya lloh lindungi aku.

Aku terus di seret dengan sangat kasar, bajuku sudah sobek sobek bergesekan dengan aspal. Orang itu membawaku ke sebuah tempat, seperti gudang.
“ mau apa kamu? “
Detik ini aku begitu ketakutan
“ tenang sayang. Habis ini kita ke surga “
“ mau apa kamu. Awas kalau sampai macam macam “
“ tenang sayang, tenang, ssssttttttt “
“ awas kamu yach, TOOOLLLOONG “
“ kamu ngga usah teriak teriak, percuma, orang orang ngga akan denger “
Aku masih di bekap ketakutan, tapi orang itu tak peduli, tatapan matanya masih terlihat liar
“ TOLOOOOONG “
“ tenang sayang jangan berisik. Ssssstttttt. Kita ke surga yuk “
“ najis kamu “
Habis ngomong kayak gitu orang itu langsung beraksi, aku ingin melawan, tapi percuma. Tenaga kita tidak sebanding. Bajuku langsung di sobek sobek, rok ku ia singkap dan ia pun memperkosaku, benar benar kejam, ya alloh kenapa semuanya harus seperti ini?. Apa salahku?.

Juni 1998
Semenjak peristiwa itu aku berubah jadi pendiam, aku takut, aku bingung, aku pusing, aku . . . . . . . .  aku harus bagaimana ya alloh?. Kenapa laki laki itu memperkosaku?. Apa salahku?. Kalau sampai bapak tahu aku harus bagaimana. Ya alloh bantu aku mengatasi masalah ini.

Malam ini langit benar benar kusam. Ya alloh apa yang harus ku lakukan, laki laki itu benar benar biadab, dia benar benar bajingan, setan, keparat, setan, hiks hks hiks.

Detik ini aku merasakan diriku benar benar najis, seolah olah semua bangkai dan kotoran tumplek blek masuk dalam tubuhku, aku langsung masuk kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan bergayung gayung air. Hiks hiks hiks ya alloh apa yang harus ku lakukan?. Kenapa semua ini harus terjadi, aku di perkosa. Benar benar kejam.

Agustus 1998
Tanganku bergetar. Aku tak percaya. Apa yang kutakutkan benar benar terjadi, taspeck yang ada di tanganku positif, berarti aku hamil. Tak mungkin, ini pasti hanya mimpi, ngga mungkin terjadi. Ya alloh apa yang harus ku lakukan, kalau bapak sampai tahu pasti marah besar, dan dia akan . . . . . . .  nggak . . . . hal itu ngga mungkin terjadi dan ngga aka pernah terjadi. Ya alloh, aku yakin setelah peristiwa semua laki laki pasti akan ogah menikahiku, mereka ngga akan sudi memakai barang bekas, punya anak pula. AAAARRRRRRRRGGGGHHHHHHHH BAJIIINNNGGGAAAAAANNNNNNN
BUANGSAAAAAAAAAAAATTTTTTT ku sumpahin kamu mati kesamber petir, kamu bener bener biadab
AAAARRRRRRRRGGGGHHHHHHHH
BAJIIINNNGGGAAAAAANNNNNNN
BUANGSAAAAAAAAAAAATTTTTTT
Brok brok bruak preng preng brok brok brok bruag. Barang barang yang ada di sekitarku langsung ku lempar dengan kasar, detik ini emosiku meledak ledak,
“ mei kamu kenapa mei? “
“ ngga apa apa bu “
“ kok gubrak gubrak gitu di kamar? “
“ ngga ada apa apa kok bu “
“ ya sudahlah “

Ya alloh, aku pun ngga akan bisa melihat kekecewaan di wajah ibu kalau ibu sampai tahu kehamilanku, beliau pasti akan histeris. Ya alloh bantu aku.

Agustus akhir 1998
Soeharto telah turun, semuanya menyambutnya dengan suka cita, pesta pora ada di mana mana semua larut dengan kegembiraan masing masing, tapi tidak dengan aku. Aku masih disini, meringkuk di sudut sesal dengan tangis yang tertahan.

Ya alloh, mungkin engkau sedang menguji aku.

Benar kata pengamat politik, turunnya soeharto pasti menyisakan duka di hati masyarakat. Itu terbukti, salah satunya adalah diriku. Luka yang membekas ini karena unjuk rasa menuntut kemundurannya. Benar benar kejam.

September 1998
“ANAK TAK TAHU DI UNTUNG. BILANG SAMA BAPAK, SIAPA BAPAKNYA BAYI ITU? “ bapak marah besar begitu tahu kehamilanku, matanya nyalak nyaklak, suaranya menggelegar hebat, bibirnya gemetar, dan emosinya sudah sulit di kendalikan. Ibu yang ada di sisinya hanya diam saja dari tadi. Terus menangis
“ KAMU BENAR BENAR ANAK MEMALUKAN “
“ mei di perkosa pak “ aku mencoba membela diri, tapi percuma, bapak sudah sulit di kendalikan, aku sudah tidak bisa mengenalinya. Ia seperti bukan bapak, ia orang lain
“ alah, alasan aja kamu “
“ demi alloh pak “
“ ngga usah sebut sebut nama tuhan. Kamu itu sudah kotor “
“ pak sabar pak, tenagkan emosi bapak, jangan marah marah, kasihan mei “
Suara ibu benar benar menentramkan, ia mencoba mendinginkan hati bapak, tapi percuma, bapak sudah benar benar kalap.
“ ibu ngga usah membela dia. Anak ini sudah bikin aib, benar benar memalukan “
Untuk menyebut namaku saja bapak sudah ngga sudi, sebegitu kotorkan diriku?.
“ mei di perkosa pak, mei ngga salah “
“ jangan panggil aku pak, aku bukan bapakmu, dan kamu bukan anakku “
Tangis ibu semakin tak terkendali, kata kata bapak barusan benar benar menohok hatinya.
“ sekarang juga kamu pergi dari rumah ini PERGIIIII “
“ Bapak jangan usir mei pak, mei di perkosa pak “
“ sudah ku bilang jangan panggil aku pak. Sekarang juga pergi. Minggaaaattttttt “
Ibu sock bukan main
“ bapak. Mei anak kita pak. Bapak ngga boleh ngomong kayak gitu “
Ibu memebela diriku
“ kalau jadinya kayak gini lebih aku ngga usah punya anak. Sekarang juga kamu minggat  MINGGGAAAATTTTTTTTT “
Bapak langsung menyeretku dari peraduan “ jangan pak, jangan usir mei pak “
“ minggat kamu dari rumah ini “

September akhir 1998
Hari ini adalah hari terburuk sepanjang aku hidup di dunia. Kondisi hamil, di perkosa orang di usir orang tua pula. Ibarat pepatah, udah jatuh ketimpa tangga kerubuhan genteng pula, benar benar apes.

Malam ini suasana benar benar tak bersahabat, dingin, hujan, dan membuat bibirku gemetaran. Ya alloh kenapa aku harus mengalami semua ini?. Sejenak ku lihat bentuk perutku yang semakin buncit, sangat melelahkan, kalau boleh milih, sebenarnya aku ingin mengaborsinya. Tapi itu tidak ku lakukan. Bayi ini tidak berdosa, ia berhaq lahir ke dunia, yang tidak berprikemanusiaan hanya bapaknya. Laki laki biadab itu.

Perutku terasa lapar, dari kemarin nafsu makanku menghilang, dan sekarang adalah hasilnya. Perih sekali, malam malam begini di mana yach ada warung yang buka, ya alloh bantu aku. Di depan mata kira kira 20 meter ada pos ronda yang Nampak sepi, aku langsung bernajak kesitu.

Di langit bintang tak besinar terang. Ia hilang terhalang awan, hujan masih mengguyur dengan deras, aku kedinginan, makin parah dengan dengan rasa sedih yang terus merongrong, aku tak kuat menahan, air mataku akhirnya jatuh, aku pun menangis. Ya alloh kenapa hidupku harus seperti ini?.
“ hiks hiks hiks hiks hiks “ tangisanku terdengar menyayat

Oktober 1998
Hari ini aku tinggal di rumah bu salam. Aku bisa berada di tempat ini adalah keajaiban.
Waktu itu saat nangis di pos ronda, bu salam menghampiriku, ia kasihan melihatku yang terpuruk dalam kondisi hamil pula.

Bu salam bertanya kenapa, aku pun menjawab semuanya. Lengkap. Tentang hidupku yang tragis, di perkosa seorang laki laki bejat, di usir orang tua, dan luntang lantung di tempat ini. Bu salam terenyuh dan memutuskan mengajak aku tinggal dir umahnya.

Detik ini aku dan bu salam bersih bersih halaman depan, di sana sini banyak rumput rumput liar berserakan
“ di rumah sebesar ini ibu tinggal sendirian? “
“ dulu sama farid mei, anak ibu, sekarang kuliah di luar kota, ambil jurusan sastra “
“ ouw “
“ mei, kandunganmu sudah lima bulan tho, nanti tak anterin control ya? “
“ iya bu “
“ bapak ibumu bagaimana? “
“ saya ngga berani bu. Bapak sudah tidak mengakui saya anak “
“ kasihan banget kamu mei “
“ asalamualaikum “
“ waalaikumsalam “
Dari arah belakang tiba tiba muncul seorang laki laki
“ eh farid datang. Ayo mei tak kenalkan sama anak ibu “
“ ayo bu “
Begitu melihat wajah anak bu salam aku terkejut bukan main. Kenangan pahit waktu unjuk rasa di depan kampus kembali terngiang
“ dia siapa bu salam? “
“ farid, anak ibu. Kenapa mei?. Kamu kenal dia?. Wajahmu kok berubah pucat gitu “
“ dia yang memperkosa saya bu salam “
“ apa? “

Desember 1998
Hari ini aku bahagia sekali. Farid mau bertanggung jawab atas kehamilanku. Hari ini adalah ijab qobul pernikahan kami. Suara farid begitu lantang waktu ia mengucapkan kata kata ini “ SAYA TERIMA NIKAHNYA MEILIAWATI SETYAWAN BINTI KUNCORO SETYAWAN DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI “
Dunia ini rasanya hanya milikku. Terima kasih ya alloh.

02 – 05 – 2011

cerpen " MAYAT JAGIR "


MAYAT JAGIR
Pagi pagi pukul 06:30 wib, pintu air jagir wonokromo heboh. Suasana ramai, banyak orang orang berkumpuk di sini.

Stefi, polwan dari polsek wonokromo yang sedang bertugas menjaga kelancaran lalu lintas di perempatan sedikit penasaran. Ada apa gerangan. Sekilas ia mendengar sayup sayup komentar orang orang
pantesan kat mau mambu batang. Onok mayet kenyut rek “ (pantes dari tadi bau bangkai. Ada mayat mengapung ternyata)
iku mesti di pateni. Sakno yo. Ya’opo wi ngko bojo ana’e? “ (itu pasti di bunuh. Kasihan yach. Gimana itu nanti istri dan anaknya?)
“ nangis lah “
Stefi segera mengahmpiri kerumunan itu
“ permisi bapak bapak. Ada apa yach? “
“ eh, ada polisi “
Orang orang langsung memberikan jalan
“ ada mayat mbak polwan. Tuh ngambang di kerubungi lalat “ jawab salah satu orang sambil menunjuk mayat itu. Pandangan stefi juga langsung di tujukan kepada yang di maksud. Sangat mengenaskan, perut sudah mengembung, kulit pucat membiru, di patuk ikan ikan kecil, di kerubungi lalat, dan menyebarkan bau tak sedap. Benar benar menjijikkan. Dia siapa?, itu yang menjadi pertanyaan. Stefi yakin ia adalah korban pembunuhan, karena di perutnya terlihat jelas luka robek lebar yang pasti akibat goresan benda tajam. Stefi bergidik, pekerjaan baru sudah muncul di depan mata, ia harus mengetahui jati diri mayat itu dan siapa pembunuhnya. Sebuah pekerjaan tak mudah.

Jenazah mayat di pintu jagir itu sudah tersimpan di lemari mayat. Menurut otopsi yang di lakukan dokter mayat itu berjenis kelamin laki laki, umur sekitar 45 tahun, kulit sawo matang, rambut hitam, tinggi badan 160 cm dan berat badan 90 kg. sangat gemuk. Sedangkan dari data data visum di kepalanya terdapat luka bekas pukulan benda tajam, luka robek di perut dan hilangnya alat kelamin. Penyebab kematian 100% pembunuhan. Karena di lihat dari data data di atas tidak ada penyebab lain selain pembunuhan.

Barang barang yang menempel pada tubuh korban celana pendek ukuran xl, celana dalam dan sebuah kalung yang bandulnya bergambar mata bintang. Ini bia menjadi petunjuk., selain di bandul kalung, gambar mata bintang juga terlukis sebagai tato di selangkangan mr.x, stefi harus memecahkannya, tapi ia harus memulai dari mana. Ia bingung, rumit sekali
“ bagaimana?, apa sudah ada perkembangan? “ Tanya nanda membuyarkan lamunannya, nanda juga seorang polwan yang menjadi rekan kerjanya di polsek wonokromo
“ belum. Tidak ada satu identitas pun yang menunjukkan jati dirinya “
“ sepertinya kita harus bekerja lebih ektra dan berat “
“ petunjuk satu satunya yang bisa menunjuukan jati irinya hanya satu. Tato mata bintang “
“ benar sekali. Ini sangat rumit “

“ bu ibu “ seorang anak kecil tengah berlari lari sambil membawa potongan koran dari tukang sayur langganan ibunya, anak kecil itu bernama santo, umur 5 tahun
ono opo le? “ Tanya ibu yang masih asyik mencuci baju, perempuan itu berusia 35 tahun bernma siti
“ aku tadi di kasih gambar ini sama lek lek tarjo. Lihat, ada tatonya bapak “
Siti segera mengambil potongan Koran pembungkus sayuran dari anaknya dan memperhatikannya dengan serius, tapi setelah itu langsung di remas dan di buang ke got di depan rumah yang buanya naudzu billah mindzalik
“ kok di buang bu? “
“ ndak penting. Wis sana ndang main sama temen temen, tapi jangan jauh jauh “
“ iya bu “
“ eits tunggu “ siti menghentikan laju anaknya karena melihat sesuatu di tangan santo
jajan opo iku le ? “ (kue apa itu nak?)
“ dadar gulung bu. Dari rombongnya lek tarjo “
wis mbayar durung? “ (udah bayar belum?)
“ belum “
“ to santo, njajan terus kamu itu “
“ hehehe “ santo hanya  cengengesan dan pergi meninggalkan peradaun

“ sayur sayur “ dari arah berlawanan muncul tarjo si tukang sayur. Pekerjaan mencuci baju sudah selesai, siti langsng mengahmpiri rombong sayur tarjo yang sudah di kerubungi ibu ibu
“ sayurnya apa jo? “
“ banyak yu. Ada kangkung, kacang, dan lain lain “
Tarjo memanggil siti dengan sapaan YU karena memang dia kakak iparnya.
kacange ae rong unting piro? “ (kacangnya aja dua iket berapa?)
“ seribu. Sama jajannya santo jadi seribu lima ratus. Eh yu, sameyan sudah lihat potongan Koran yang tak kasihkan ke santo? “
“ sudah “
“ itu pasti kang sardun yu, coba sameyan lapor poilisi “
“ ah, ndak penting. Males aku. Udah ini uangnya “ siti segera mengangsurkan 1500 dan segera hengkang meninggalkan peraduan.

Nanda dan stefi tengah berbincang bincang serius. Di depan mereka ada sebuah Koran lama yang menjadi pusat perhatian
“ jangan jangan mr. x itu anggotanya . . . “
“ bisa jadi “
“ bromo corah kidul adalah perkumpulan preman Surabaya yang berpusat di dolly. Dan symbol perkumpulan itu adalah mata bintang yang sama persis dengan tato di selangkangan mr.x “
“ benar. Lalu langkah apa yang akan kita lakukan? “
“ kita harus mendatangi tempat itu dan mencari informasi “
“ menurut pendapatku motif pembunuhan mr. x pasti persaingnan “
“ entahlah, semua masih menjadi tanda Tanya, untuk mengurai benang kusut ini kita harus ektra sabar dan pelan pelan. Kalau sembrono nanti malah kacau “
“ betul “
Stefi kembali mengamati Koran di depan matanya. Di situ terlihat jelas liputan investigasi yang membahas perkumpulan bromo corah kidul. Gank preman satu ini sudah eksis lebih dari 55 tahun, mereka lah yang mneguasai kawasan dolly dan empat kawasan di sekitarnya. Pengaruhnya sangat kuat, dan konon katanya di backing oleh petinggi kota Surabaya
“ kapan kita kesana? “
“ besok “

Di depan rumah siti ramai oleh anak kecil. Mereka bercengkerama dan bersenda gurau dengan bahagianya. Tiba tiba antara santo dengan salah satu teman terjadi konfrontasi “ JANCOK, ASU “ karena tak bisa menahan emosi santo pun mengucapkan kata kasar itu. Siti yang medengar hal ini langsung keluar dari rumah dan memukul keras bibir santo. Anak keil itu pun  menangis menjerit, sedangkan anak kecil lain yang ketakutan langsung lari tunggang langgang
ndang muni maneh, ibu ngga pernah ngajari kowe koyok ngono yo. Ayo muni maneh “ (ayo bilang lagi, ibu ngga pernah ngajarin kamu kayak gitu yach)
“ ampun bu “ suara santo timbul tenggelam dalam tagis yang melengking
“ ada apa yu? “
Tiba tiba muncul tarjo yang baru pulang dari jualan sayurannya. Gerobak sayur langsung di sandarkan di dinding rumah
iki lho pona’anmu. Pincak pincok ae. Pancen ana’e sardun “ (ini lho ponakanmu. Mengeluarkan kata kata tak patut. Dasar anaknya sardun)
“ oh ya yu, bagaimana? “
“ apanya yang bagaimana? “
“ sameyan sudah lapor polisi belum. Sudah satu bulan lho kang sardun ngga pulang pulang. Jangan jangan berita di Koran itu benar, kang sardun jadi korban pembunuhan “
“ kang mas mu mati lebih baik. Biar ngga klembrak klembruk kayak tahi. Aku sudah mumet mikirin dia “
“ iya sech yu “ tarjo maklum dengan kata kata kakak iparnya. Kakak lelaki dan sekaligus saudara satu satunya itu memang tidak ada bagus bagusnya sebagai seorang suami.
“ Setiap hari kerjanya makan, tidur, gaplean, njalok kelon, nelek, mbadok maneh, nelek maneh, males aku “ siti menggerutu dengan bibir mecucu bisa di kepang kuda
“ ibu ibu “ kali ini giliran santo angkat suara, tangisannya sudah mereda karena di kasih dadar gulung sisa jualannya tarjo
“ opo le? “
“ bapak kemana bu?. Katanya mau beli’in mobil mobilan “
“ alah  mboh, ra usah di pikir “

Gang dolly masih seperti biasa. Pusat permesuman terbesar se-asean ini juga masih menunjukkan geliat yng sama. Perempuan perempuan penjaja cinta begitu aduhai memajang dirinya di etalase etalase wisma. Persis barang dagangan di pasar wonokromo. Suasana siang ini sangat panas. Stefi dan nanda baru saja tiba di tempat ini
 “ markasnya di mana stef? “
“ kita cari dulu “
Stefi dan nanda berjalan menjingkat jingkat sambil mengangkat celananya. Detik ini jalanan tampak becek. Stefi dan nanda tidak memakai seragam, mereka haya memakai celana jeans, kaos lengan pendek dan jaket kulit hitam.
“ cewek, swit swit “ seorang lelaki yang lelaki yang sedang teller menggodanya, tapi mereka berdua tetap cuek.

Singkat cerita setelah Tanya sana sini  mereka berdua tiba juga di markas bromo corah kidul, yaitu sebuah gudang tua bekas peninggalan zaman belanda, walaupun tak terawat tapi bangunanya sangat kokoh
“ mas ini benar markasnya bromo corah kidul? “ Tanya stefi pada salah seorang lelaki
“ iya mbak. Sameayn mau cari siapa? “ jawab lelaki itu ramah, nanda dan stefi kaget, biasanya di tempat se-ektrem ini jarang ada orang selembut itu
“ kamu anggota bromo corah kidul? “
“ iya mbak “
“ Mana bos mu? “
“ itu. Cak mamat. “ jari lelaki itu menunjuk pada sebuah arah. Dan yang di tunjuk sedang main gaple sambil bertelanjang dada. Stefi dan nanda segera menghampirinya
“ selamat siang cak mamat. Saya stefi dan nanda dari polsek wonokromo “
Cak mamat menghentikan aktifitasnya
“ ono opo mbak? “ sinis nada suara cak mamat
“ saya ingin bertanya pada sameyan, kenal orang ini? “
Stefi langsung menunjukkan foto foto mr.x serta tato mata bintang di selangkangannya. Cak mamat memperhatikan sejenak dan langsung paham.
“ sardun. Bongko tenan arek iku “
“ anda kenal? “
“ dia dulu anak buahku mbak. Tapi setahun yang lalu kabur ke Jakarta di kejar kejar orang. Setelah itu saya ndak tahu kabarnya sama sekali “
“ apa dia masih punya keluarga? “
“ satu orang istri dan satu orang anak serta satu orang adik. Istrinya bernama siti. Carilah di dekat terminal joyo boyo. Rumahnya di sana “
“ terima kasih cak mamat “
“ yo “

“ bu ibu “
“ ono opo le? “
“ bapak kapan pulang, katanya mau beli’in mobil mobilan “
“ bapak nyari duit dulu le “
Santo masih terus menanyakan sardun, siti sebenarnya bingung. Harus bagaimanakah perasaannya. Senangkah?, sedihkah?, marahkah?. Atau . . . ah sudahlah ngga usah di pikir
“ nyarinya yang banyak yo bu, nanti biar bisa beli yang buesar “
“ iya “
Detik ini suasana panas. Matahari menyengat dengan tidak sopan, rumah petak siti yang berada di dalam bekas stasiun kereta api sangat pengap. Ia sebenarnya tak krasan tinggal di sini, tapi mau gimana lagi, kalau balik ke kampong juga susah nyari duit
“ siti “ tiba tiba muncul yu milah tetangga sebelah yang membawa dua orang perempuan. Stefi dan nanda
“ ada apa yu? “
“ ada yang nyari kamu “
“ oh yach, silahkan masuk “
Siti langsung bergegas menemui tamunya. Santo berjalan mengikutinya sambil memegangi rok-nya
“ dengan mbak siti? “ Tanya stefi ramah mengawali perjumpaan
“ iya “
“ saya stefi dan nanda dari polsek wonokromo. Mbak siti suaminya bapak sardun? “
“ benar “
Entah kenapa tiba tiba saja siti merasa akan ada yang tak beres terjadi. Ia takut sekali. Dan setelah itu terjadilan perbincangan di antara mereka.

Tiga puluh menit kemudian perbincnagan selesai. Stefi dan nanda pamit undur diri. Tapi tiba tiba ada sebuah pemandangan mengejutkan di atap rumah.  Stefi nampak serius memperhatikannya, ia kaget, sock, sekaligus tak percaya. Mungkinkah . . . . . . ini harus di selidiki.

Begitu tamunya sudah pergi siti langsung bergegas menemui tarjo. Adik iparnya itu tengah menonton infotainment di RCTI.
“ jo tarjo “ suara siti terdengar panic
“ ada apa yu? “
“ aku njalok tolong jo. Ini penting banget jo “
“ ada apa yu? “
“ bawalah santo ke purwodadi, tinggallah di sana dan jangan kembali lagi kesini. Di purwodadi aku punya sawah warisan bapak seperempat hektar. Gunakan untuk membiayaimu dan santo “
“ tapi ada apa yuk kok ndadak gini? “
“ aku ndak bisa njelaskan jo. Poko’e sekarang juga kamu ndang balik ke purwodadi “
“ tapi kenapa dulu yu “
“ ndak usah banyak Tanya “
Siti tak mau berdiam diri. Ia langsung membuka lemari dan mengeluarkan pakaian di dalamnya untuk di-pack dalam tas. Setelah rapi tiga lembar seratus ribuan ia serahkan kepada adik iparnya
“ ini buat sangu. Wis ndang berangkat “
“ bb b b . . baik yu “

Stefi membuka lemari penyimpanan mayat mr. x, ia Nampak diam dan tak bergerak sedikit pun, kulitnya pucat sekali, ia tak habis piker kenapa akhir hidupnya sangat tragis seperti ini. Benar benar menyedihkan.

Kesokan harinya stefi mendatangi kembali rumah siti. Ia datang sendirian dan di sambut baik oleh siti
“ dari mana mbak polisi. Kok ndak pake seragam? “
“ dari rumah. Saya datang kesini ada perlu sama sameyan mbak siti “
“ ada apa yach? “
“ tentang suami sameyan “
Rona muka siti langsung berubah 180 derajat.
“ mbak siti tidak ingin mengambil jenazah suami mbak dan menguburnya dengan layak? “
“ nggak mbak. Saya sudah capek ngurusin dia. Biar mati aja sana “
“ sepertinya sameyan nggak merasa kehilangan  dan sedih “
“ kayak kurang kerjaan aja nyedihin dia. Hidupnya tuh ndak ada gunanya mbak. Tiap hari makan tidur makan tidur. Mumet sirahku ngrasakno de’e “
“ ouw “
Tatapan stefi sejenak di arahkan ke atap, di sana masih ada pemandangan kemarin yang sangat mengagetkannya. Sepotong alat kelamin pria
“ lihat apa mbak? “ Tanya siti penasaran
“ ah tidak. Tidak melihat apa apa “
“ sameyan ndelok manuk tho?. Iku manu’e bojoku “ (kamu lihat burung kan?. Itu burungnya suamiku)
Stefi sangat terkejut. Ia tak menyangka siti akan berbicara seperti itu
“ maksud mbak siti? “
“ iya. Itu alat kelamin kang sardun “
“ berarti kecurigaan saya benar. Sameyan kan yang membunuh suami sameyan? “
“ iya “ tegas, nada suara siti
“ kalau dia masih hidup dia akan terus membuat saya susah. Makanya tak bunuh, biar selesai urusan “
“ serahkan diri mbak pada polisi, agar hukuman sameyan lebih ringan “
BROOKK. Siti menggebrak meja dengan keras “ kamu itu sangat usil jadi orang. Ini urusanku, kamu ndak usah ikut ikut “
“ bukan begitu mbak siti “
“ alah ra usah kakean cangkem “ (alah ngga usah kebanyakan omong)
Siti langsung mengambil pisau yang telah di siapkannya untuk menyerang stefi
“ timbang nggawe ruwet mending tak pateni ae awakmu “ (dari pada bikin susah lebih bik kubunuh saja kamu)
Setelah itu terjadilah ketegangan di antara mereka. Posisi stefi terdesak, dan tak lama berselang meletuslah dua butir timah panas DOR DOR, dan bersarang di tubuh siti, peremepuan itu pun tumbang. Sedangkan stefi ia tersungkur di sudut ruangan dengan baju dan rambut acak acakan. Tetangga kiri kanan langsung berhamburan untuk meyaksikan kehebohan.

Tarjo dan santo sudah sampai di purwodadi. Saat ia membereskan pakaian dari dalam tas, tarjo menemukan sebuah surat : tarjo. Sebelumnya maafkan aku. Kang sardun memang mati. Aku lah yang membunuhnya. Aku sudah ndak kuat ngrusuin dia. Makanya tak bunuh. Begitu surat ini kau baca aku juga sudah mati. Aku sudah lelah hidup, maafkan aku tarjo. Aku titip santo, jaga dia baik baik. Lingkungan purwodadi adalah yang terbaik baginya, sedangkan di sini tidak, di sini kasar, penuh preman, bringas dan kurang ajar. Aku ingin santo menjadi anak yang bisa mendoakan orang tuanya, menjadi anak yang soleh, yang pinter ngaji, yang pateng ngibadah dan tidak bringas seperti bapak ibunya. Matur nuwun tarjo.
“ lek tarjo, ibu kok ndak ikut? “ pertanyaan santo tak ia jawab. Tarjo hanya diam memandangi surat itu. Tiba tiba air mata menetes membasahi pipi. Perasaannya kacau balau. Ia bersedih
“ yu siti “ ia hanya menggumam sangat lirih. Lirih sekali
“ lek tarjo, ibu kok ndak ikut? “


Perpustakaan jatim - jl. Menur pumpungan, 26/09/2011


Gunung Ranti 2.601 MDPL - hiking with PGJ (pendaki gunung jember)

puncak ranti 2.601 mdpl Gunung ranti adalah pendakian ketiga gue setelah semeru dan ijen, kali ini benar benar istimewa, karena ram...