Selasa, 20 Desember 2011

cerpen " MEI "


M  E  I

Desember 1997
Unjuk rasa menunutut Soeharto mundur terus berlanjut, di mana mana ribuan aksi massa memadati jalan jalan. Kebanyakan pelaku unjuk rasa adalah mahasiswa, benar benar menyedihkan, seharusnya mereka semua duduk manis di bangku kuliah menerima pelajaran dari dosen dosen yang berkicau. Tapi ya sudahlah, Indonesia detik ini benar benar kacau.

Januari 1998
Pagi pagi buta ibu ngedumel di dapur
“ sekarang apa apa mahal, beras mahal, gula mahal, semuanya mahal. Pusiiiiing “
Gaya ibu sudah persis peggy melati sukma di sinetron gerhana. Aku yang mendengarnya juga pusing
“ MEIIII “ ibu treiak memanggil namaku
“ ya bu “
“ ke warung depan mei beli gula ama kopi, nanti bapakmu kalau ngopi ngga ada simpenan lagi “
“ duitnya? “
“ pake duit kamu dulu. Ntar ibu ganti. Ibu ngga punya uang bapak belum gajian “
“ iya “
Aku pun segera pergi menuruti kemauan ibu.

Januari akhir 1998
Makin lama berita unjuk rasa makin gencar, kondisinya makin lama makin kacau
“ mahasiswa mahasiswa itu kurang kerjaan. Apa manfaatnya coba bikin rusuh kayak gitu? “
Bapak bicara sendiri sambil nonton berita di tv. Di sisinya ada secangkir kopi dan sebatang rokok yang terus di hisap, kepulannya melayang di udara membentuk bulatan donat putih, begitu tersapu angin langsung kacau balau berubah bentuk.
“ mei “
“ iya pak? “
“ kuliahmu gimana?. Masih oke tho? “
“ ya jelas dong pak. Dosennya ganteng ganteng lagi “
“ huuuu dasar kamu. Bapak lho juga ganteng “
“ males “
“ kamu ngga ikut ikut temenmu kan unjuk rasa ngga jelas itu? “
“ ya ngga lah, buang buang tenaga aja “
“ bagus “
Bapak kembali menekuri televisi sambil menikmati rokok plus kopi.

Februari 1998
Akhir akhir ini perasaanku berubah menjadi ngga enak, ngga tahu entah kenapa. Tiap hari melamun terus tanpa ada yang di pikirkan
 “ MEIIIIIIIII “ ibu teriak kenceng, otomatis aku kaget
“ iya bu ada apa? “
“ dari tadi di panggil panggil ngga nyaut nyaut “
“ mei ngga denger bu “
“ nglamun aja. Dari kemarin kamu itu ngalmun terus. Kerasukan setan tau rasa kamu “
“ heheheh “
“ udah sini bantuin ibu masak “
Udara di luar akhir akhir ini berubah panas. Gerah sekali rasanya. Jangan jangan ini adalah pertanda buruk. Jangan sampai terjadi apa apa ya alloh.

Maret 1998
Makin lama perasaan aneh yang ada di benakku makin ngga karuan. Setiap hari dan setiap saat aku di cekam dan di hantui rasa ketakutan yang menyebalkan. Ini ada apa?, kenapa kok bisa begini?. Entahlah.

Pagi tadi aku mendapati kejadian yang bener bener aneh. Di pekarangan belakang ada ular putih yang melata mengelilingi rumah. Begitu pandanganku ku tolehkan sebentar ular itu sudah tidak ada. Benar benar aneh. Ya alloh semoga saja ini bukan pertanda buruk.

Maret akhir 1998
Unjuk rasa menuntut Suharto mundur terus berlangsung. Di mana mana aksi massa mahasiswa terus berlangsung. Jakarta, Surabaya, bandung, Yogyakarta, malang semua menjadi saksi bisu peristiwa menggemparkan ini. Kadang kadang aku berfikir sendiri mereka semua akan dapat apa sech setelah melakukan hal itu?. Capek jelas iya, selebihnya?. Entahlah. Pasti mereka punya motivasi sendiri.

April 1998
Tadi pagi salah satu temen menceritakan tentang kehidupannya yang sangat mengejutkan, ia mengalami hidup yang benar benar kacau
“ mei aku ingin bicara sama kamu. Empat mata “
“ bicara apa? “
“ yuk ikut aku “
Aku langsung di seret menuju tempat sepi
“ ada apa? “
Kerutan di keningku Nampak berlipat lipat, aku sungguh penasaran
“ aku menjual diri mei “
“ APAAAA ? “
Air mata temenku itu tiba tiba menetes. Ia menangis
“ ayahku di phk mei. Aku dan adik adikku butuh duit. Sekarang apa apa mahal. Aku pusig mei “
“ tapi kan ngga harus kayak gini “
“ aku bingung mei “
Ya alloh, kenapa hal ini harus tejadi?. Kenapa ya alloh?.

April akhir 1998
Rasa takut yang pernah hilang beberapa hari kini datang lagi. Entah Dari mana datangnya, tapi yang pasti rasa itu menyiksaku, menerorku dan mengeberiku. Aku kembali menjadi gadis pelamun dengan pikiran yang entah apa masalahnya. Aku benar benar takut, pusing, bingung. Kenapa ini ya alloh.

Melihat aku yang seperti ini ibu sering uring uringan
“ dari kemarin ngelamun terus. Kerasukan setan tau rasa kamu “ begitulah salah sau ocehannya yang sering ku dengar. Aku bingung. Sebenarnya ada apa dengan dirku.  Seseorang yang megalami perubahan dalam waktu singkat, biasanya adalah pertanda buruk ke depannya. Ya alloh jangan sampai hal itu menimpa diriku.

Di luar sana unjuk rasa mahasiswa masih terus berlangsung. Tapi yang membuat miris, unjuk rasa itu juga di sertai ulah anarkis orang orang tak bertanggung jawab. Toko toko, mall, swalayan, pusat perbelanjan dan pusat pusat niaga di jarah hingga habis, kendaran di bakar, huru hara di mana mana, semuanya di hancurkan. Pokoknya bener bener kacau. Pusing aku melihatnya. Aku tak habis piker, kenapa semuanya jadi begini.

Mei 1998
Rasanya lega sekali kelar urusan di kampus. Hari ini mata kuliahnya benar benar melelahkan, pikiran dan tenagaku terkuras habis, aku pun segera bergegas meninggalkan ruang kuliah untuk pulang, tapi sesampainya di pintu gerbang aku sock sealigus ketakutan. Di sini banyak sekali orang orang yang berunjuk rasa, sepertinya mereka bukan mahasiswa, lalu siapa?. Entahlah
“ TURUNKAN SOEHARTO.
TURUNKAN SOEHARTO.
TURUNKAN SOEHARTO.
TURUNKAN SOEHARTO “
Mereka teriak teriak seperti orang ornag tak berpendidikan, dan seperti yang telah ku takutkan, mereka membuat anarkis, mobil mobil di bakar, aksesoris akssoris yang ada di dalamnya di jarah. Pokonya suasana benar benar kacau.

Dari arah belakang tiba tiba ada orang menyekap mulutku dan menyeretku secara kasar. Aku tak tahu akan di bawa kemana
“ LLLLEEEEPPPPPPAAAAAASSSSSS “
Aku meronta untuk melelaspan sekapan, tapi percuma. Tenaga orang itu tak sebanding dengan tenagaku, ia lebih kuat.
“ TOOOLLLOOOOOOOOONG “
Aku mencoba minta tolong, tapi percuma, semua orang asyik dengan kesibukannya sendiri
“ LLLLEEEEPPPPPPAAAAAASSSSSS “
“ DIAAAAMMMM “
Orang yang menyekap mulutku teriak kencang, aku bisa mearaskan aroma alcohol dari mulutnya. Ya lloh lindungi aku.

Aku terus di seret dengan sangat kasar, bajuku sudah sobek sobek bergesekan dengan aspal. Orang itu membawaku ke sebuah tempat, seperti gudang.
“ mau apa kamu? “
Detik ini aku begitu ketakutan
“ tenang sayang. Habis ini kita ke surga “
“ mau apa kamu. Awas kalau sampai macam macam “
“ tenang sayang, tenang, ssssttttttt “
“ awas kamu yach, TOOOLLLOONG “
“ kamu ngga usah teriak teriak, percuma, orang orang ngga akan denger “
Aku masih di bekap ketakutan, tapi orang itu tak peduli, tatapan matanya masih terlihat liar
“ TOLOOOOONG “
“ tenang sayang jangan berisik. Ssssstttttt. Kita ke surga yuk “
“ najis kamu “
Habis ngomong kayak gitu orang itu langsung beraksi, aku ingin melawan, tapi percuma. Tenaga kita tidak sebanding. Bajuku langsung di sobek sobek, rok ku ia singkap dan ia pun memperkosaku, benar benar kejam, ya alloh kenapa semuanya harus seperti ini?. Apa salahku?.

Juni 1998
Semenjak peristiwa itu aku berubah jadi pendiam, aku takut, aku bingung, aku pusing, aku . . . . . . . .  aku harus bagaimana ya alloh?. Kenapa laki laki itu memperkosaku?. Apa salahku?. Kalau sampai bapak tahu aku harus bagaimana. Ya alloh bantu aku mengatasi masalah ini.

Malam ini langit benar benar kusam. Ya alloh apa yang harus ku lakukan, laki laki itu benar benar biadab, dia benar benar bajingan, setan, keparat, setan, hiks hks hiks.

Detik ini aku merasakan diriku benar benar najis, seolah olah semua bangkai dan kotoran tumplek blek masuk dalam tubuhku, aku langsung masuk kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan bergayung gayung air. Hiks hiks hiks ya alloh apa yang harus ku lakukan?. Kenapa semua ini harus terjadi, aku di perkosa. Benar benar kejam.

Agustus 1998
Tanganku bergetar. Aku tak percaya. Apa yang kutakutkan benar benar terjadi, taspeck yang ada di tanganku positif, berarti aku hamil. Tak mungkin, ini pasti hanya mimpi, ngga mungkin terjadi. Ya alloh apa yang harus ku lakukan, kalau bapak sampai tahu pasti marah besar, dan dia akan . . . . . . .  nggak . . . . hal itu ngga mungkin terjadi dan ngga aka pernah terjadi. Ya alloh, aku yakin setelah peristiwa semua laki laki pasti akan ogah menikahiku, mereka ngga akan sudi memakai barang bekas, punya anak pula. AAAARRRRRRRRGGGGHHHHHHHH BAJIIINNNGGGAAAAAANNNNNNN
BUANGSAAAAAAAAAAAATTTTTTT ku sumpahin kamu mati kesamber petir, kamu bener bener biadab
AAAARRRRRRRRGGGGHHHHHHHH
BAJIIINNNGGGAAAAAANNNNNNN
BUANGSAAAAAAAAAAAATTTTTTT
Brok brok bruak preng preng brok brok brok bruag. Barang barang yang ada di sekitarku langsung ku lempar dengan kasar, detik ini emosiku meledak ledak,
“ mei kamu kenapa mei? “
“ ngga apa apa bu “
“ kok gubrak gubrak gitu di kamar? “
“ ngga ada apa apa kok bu “
“ ya sudahlah “

Ya alloh, aku pun ngga akan bisa melihat kekecewaan di wajah ibu kalau ibu sampai tahu kehamilanku, beliau pasti akan histeris. Ya alloh bantu aku.

Agustus akhir 1998
Soeharto telah turun, semuanya menyambutnya dengan suka cita, pesta pora ada di mana mana semua larut dengan kegembiraan masing masing, tapi tidak dengan aku. Aku masih disini, meringkuk di sudut sesal dengan tangis yang tertahan.

Ya alloh, mungkin engkau sedang menguji aku.

Benar kata pengamat politik, turunnya soeharto pasti menyisakan duka di hati masyarakat. Itu terbukti, salah satunya adalah diriku. Luka yang membekas ini karena unjuk rasa menuntut kemundurannya. Benar benar kejam.

September 1998
“ANAK TAK TAHU DI UNTUNG. BILANG SAMA BAPAK, SIAPA BAPAKNYA BAYI ITU? “ bapak marah besar begitu tahu kehamilanku, matanya nyalak nyaklak, suaranya menggelegar hebat, bibirnya gemetar, dan emosinya sudah sulit di kendalikan. Ibu yang ada di sisinya hanya diam saja dari tadi. Terus menangis
“ KAMU BENAR BENAR ANAK MEMALUKAN “
“ mei di perkosa pak “ aku mencoba membela diri, tapi percuma, bapak sudah sulit di kendalikan, aku sudah tidak bisa mengenalinya. Ia seperti bukan bapak, ia orang lain
“ alah, alasan aja kamu “
“ demi alloh pak “
“ ngga usah sebut sebut nama tuhan. Kamu itu sudah kotor “
“ pak sabar pak, tenagkan emosi bapak, jangan marah marah, kasihan mei “
Suara ibu benar benar menentramkan, ia mencoba mendinginkan hati bapak, tapi percuma, bapak sudah benar benar kalap.
“ ibu ngga usah membela dia. Anak ini sudah bikin aib, benar benar memalukan “
Untuk menyebut namaku saja bapak sudah ngga sudi, sebegitu kotorkan diriku?.
“ mei di perkosa pak, mei ngga salah “
“ jangan panggil aku pak, aku bukan bapakmu, dan kamu bukan anakku “
Tangis ibu semakin tak terkendali, kata kata bapak barusan benar benar menohok hatinya.
“ sekarang juga kamu pergi dari rumah ini PERGIIIII “
“ Bapak jangan usir mei pak, mei di perkosa pak “
“ sudah ku bilang jangan panggil aku pak. Sekarang juga pergi. Minggaaaattttttt “
Ibu sock bukan main
“ bapak. Mei anak kita pak. Bapak ngga boleh ngomong kayak gitu “
Ibu memebela diriku
“ kalau jadinya kayak gini lebih aku ngga usah punya anak. Sekarang juga kamu minggat  MINGGGAAAATTTTTTTTT “
Bapak langsung menyeretku dari peraduan “ jangan pak, jangan usir mei pak “
“ minggat kamu dari rumah ini “

September akhir 1998
Hari ini adalah hari terburuk sepanjang aku hidup di dunia. Kondisi hamil, di perkosa orang di usir orang tua pula. Ibarat pepatah, udah jatuh ketimpa tangga kerubuhan genteng pula, benar benar apes.

Malam ini suasana benar benar tak bersahabat, dingin, hujan, dan membuat bibirku gemetaran. Ya alloh kenapa aku harus mengalami semua ini?. Sejenak ku lihat bentuk perutku yang semakin buncit, sangat melelahkan, kalau boleh milih, sebenarnya aku ingin mengaborsinya. Tapi itu tidak ku lakukan. Bayi ini tidak berdosa, ia berhaq lahir ke dunia, yang tidak berprikemanusiaan hanya bapaknya. Laki laki biadab itu.

Perutku terasa lapar, dari kemarin nafsu makanku menghilang, dan sekarang adalah hasilnya. Perih sekali, malam malam begini di mana yach ada warung yang buka, ya alloh bantu aku. Di depan mata kira kira 20 meter ada pos ronda yang Nampak sepi, aku langsung bernajak kesitu.

Di langit bintang tak besinar terang. Ia hilang terhalang awan, hujan masih mengguyur dengan deras, aku kedinginan, makin parah dengan dengan rasa sedih yang terus merongrong, aku tak kuat menahan, air mataku akhirnya jatuh, aku pun menangis. Ya alloh kenapa hidupku harus seperti ini?.
“ hiks hiks hiks hiks hiks “ tangisanku terdengar menyayat

Oktober 1998
Hari ini aku tinggal di rumah bu salam. Aku bisa berada di tempat ini adalah keajaiban.
Waktu itu saat nangis di pos ronda, bu salam menghampiriku, ia kasihan melihatku yang terpuruk dalam kondisi hamil pula.

Bu salam bertanya kenapa, aku pun menjawab semuanya. Lengkap. Tentang hidupku yang tragis, di perkosa seorang laki laki bejat, di usir orang tua, dan luntang lantung di tempat ini. Bu salam terenyuh dan memutuskan mengajak aku tinggal dir umahnya.

Detik ini aku dan bu salam bersih bersih halaman depan, di sana sini banyak rumput rumput liar berserakan
“ di rumah sebesar ini ibu tinggal sendirian? “
“ dulu sama farid mei, anak ibu, sekarang kuliah di luar kota, ambil jurusan sastra “
“ ouw “
“ mei, kandunganmu sudah lima bulan tho, nanti tak anterin control ya? “
“ iya bu “
“ bapak ibumu bagaimana? “
“ saya ngga berani bu. Bapak sudah tidak mengakui saya anak “
“ kasihan banget kamu mei “
“ asalamualaikum “
“ waalaikumsalam “
Dari arah belakang tiba tiba muncul seorang laki laki
“ eh farid datang. Ayo mei tak kenalkan sama anak ibu “
“ ayo bu “
Begitu melihat wajah anak bu salam aku terkejut bukan main. Kenangan pahit waktu unjuk rasa di depan kampus kembali terngiang
“ dia siapa bu salam? “
“ farid, anak ibu. Kenapa mei?. Kamu kenal dia?. Wajahmu kok berubah pucat gitu “
“ dia yang memperkosa saya bu salam “
“ apa? “

Desember 1998
Hari ini aku bahagia sekali. Farid mau bertanggung jawab atas kehamilanku. Hari ini adalah ijab qobul pernikahan kami. Suara farid begitu lantang waktu ia mengucapkan kata kata ini “ SAYA TERIMA NIKAHNYA MEILIAWATI SETYAWAN BINTI KUNCORO SETYAWAN DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI “
Dunia ini rasanya hanya milikku. Terima kasih ya alloh.

02 – 05 – 2011

Gunung Ranti 2.601 MDPL - hiking with PGJ (pendaki gunung jember)

puncak ranti 2.601 mdpl Gunung ranti adalah pendakian ketiga gue setelah semeru dan ijen, kali ini benar benar istimewa, karena ram...