Sabtu, 19 Oktober 2013

cerpen - banquet section

BANQUET SECTION
Namaku jo, nama panjangnya johar arif sedati tanjung, bagiku empat suku kata itu sangat uniq, tapi tak seuniq kehidupan yang ku jalani. Waktu ku tanya ke ayah beliau tidak bisa menjelaskan tentang arti nama itu
“ ayah hanya di kasih pak kyai “ begitulah jawabnya

Namaku jo, sudah enam bulan lebih enam hari ini aku bekerja di hotel candra kirana, aku bekerja di bagian banquet. Seksi repot yang harus peras keringat setiap Sembilan meting room full capacity
“ jo, kamu setting di ruang cokro ya, snacknya brouwnies, lapis legit, sama pisang goreng “ mas jaya memberikan instruksi, dia lah supervisorku
“ iya mas. Berapa orang mas? “
“ 255 “
“ busyet, banyak banget. Meeting apa kawinan mas? “
“ ngga usah banyak crewet, kerja’in aja sana. Kamu itu selalu weswesweswe “
“ sendirian mas? “
“ goblok, pake nanya. Ya iyalah, kamu itu makin lama kok makin pekok ya jo, makan apa sech kamu? “
“ sameyan goblok juga mas, pake nanya, ya makan nasi lah “
“ woei, ngga usah mulai yach “ mas jaya mulai naik darah. Sebagai supervisor dia itu adalah orang yang paling menyebalkan, kalau ngomong seenak perut dan tidak memperhatikan perasaan orang lain, aku sering banget adu mulut dengan dia
“ yang mulai sameyan kan mas? “
“ anjing. Udah sana ke ruang cokro. Ngga usah ngajak berantem “
“ yang ngajak tuh sameyan “
Mas jaya langsung mengalihkan instruksi ke kru kru lain, aku tak di perdulikanya dan d cuekin gitu aja, kampret.

Setting snack untuk 255 orang sangat melelahkan. Apalagi jarak dapur banquet dengan ruang cokro lumayan jauh, pake naik naik tangga pula. Bangsat, kalau misalnya ada kerjaan lain pasti udah ku tinggal kerjaan ini. Jam dinding menunjukkan pukul 11:30 wib, cuaca surabaya panas sekali. 43 derajat celcius. Keringat udah berjatuhan membasahi baju, so jangan heran kalau bau badanku kecut bin asem, belum lagi selama seharian tadi aku wara wiri dari ruang ke ruang lain, huuhhhh, capek deh. Ku rasakan perut udah keroncongan, tanpa ba bi bu langsung ambil piring dan makan, tapi tiba tiba mas jaya muncul
“ jangan makan dulu jo, bentar lagi coffe break. Kamu jaga di tempat DINKES  
“ udah laper mas. Perutku ngga kuat, dari tadi bunyi terus “
“ kamu itu kalau di suruh ngga pernah nurut, bantah melulu “
“ badanku udah gemeteran nech lho mas. Sameyan enak tinggal nyuruh, yang ngerja’in klenger “
“ kamu curhat? “
“ kalau same . . . . . “
“ alah kamu itu banyak bacot “
Makin lama cekcok mulut antara aku dan mas jaya makin memanas. Semua orang memandangi dengan tatapan aneh, aku tak perduli, yang penting aku puas, mas jaya tuh memang harus di gitukan biar ngga keterlaluan sama anak buah.

Semakin lama hubunganku dengan mas jaya semakin ruwet, setiap hari ada aja yang di ributin, yang ini lah, yang itu lah, dan lan sebagainya, apa pun yang ku lakukan di matanya selalu salah. Seperti pagi ini. Di catatan papan dapur banquet tertulis aku harus menyetting snack makanan untuk tiga ruang sekaligus, ruang cokro, ruang candradimuka, dan ruang astaman. Semuanya tiga menu dengan total undangan 75 orang per ruang, lumayan kecil di banding 100 orang lebih, ya nggak?. Tapi yang menjadi masalah ini nech
“ jo, kenapa di ruang cokro snaknya kamu kasih lepet jagung sama roti daging?. Itu kan snacknya ruang astaman “ mas jaya muncul tanpa di undang dengan mulut nyap nyap plus intonasi yang sangat tinggi
“ di catatannya kan gitu mas “ jawabku santai sambil menunjuk papan dapur  banquet
“ tadi pagi udah ku ganti dan aku udah nitip pesen sama wiryo “
Wiryo adalah asisten mas jaya. Ia juga sama sama menyebalkan
“ aku ngga tahu mas, mas wiryo ngga bilang kalau menunya ganti “
“ katanya udah bialang sama kamu. Gimana sech jo, kamu jangan bohong “
“ buat apa aku bohong, ngga ada untungnya “
“ alah kamu itu alesan aja. Kerja ngga pernah bener, salah terus, kalau di nasihatin brengkel “
“ lha sameyan kalau nasihatin ngga enak di dengar kuping, jangan mentang mentang supervisor yach bisa seenaknya sendiri “
“ kamu berani ngomong kayak gitu? “
Rasanya kupingku udah panas ngedenger kicauan mas jaya, detik ini di tanganku ada segelas es manado sisa dari menu sarapan tamu tamu meeting, tanpa piker panjang langsung ku siramkan ke muka mas jaya. Aku sebel sekali sama dia. BYOOORR.
“ ini masih pagi mas, kalau sameyan ngajak ribut ayo di mana, jangan di sini “
Mas jaya merah padam menahan emosi, matanya nyalak nyalak bagai singa yang akan menerkam mangsa
“ anjing, kamu benar benar kelewatan jo “
“ apa?. Gak terima? “
Detik ini suasana dapur banquet sedang sepi. Pukul 08:00 wib. Mungkin yang lainnya sedang sarapan atau beraktifitas yang lainnya. Pokoknya di sini yang ada hanya kita berdua
“ anjing “
PLUAKKK. Mas jaya semakin panas. Satu tamparan keras mendarat telak tepat di pipiku
“ jancok kowe mas “
Aku semakin muntap, pertarungan sengit pun tak dapat di hindarkan, aku dan mas jaya bagaikan sumo yang bergulat di arena pertandingan. Seru sekali, barang barang bergelontangan di sana sini, betubi tubi pukulanku mengarah ke tubuh mas jaya, begitu pun sebaliknya. BROK BROK BROK. Dapur banquet masih sepi. So, tidak ada yang melerai pertarungann kita. Tapi beberapa detik berselang
“ STOP “
Sebuah suara membahana sangat kencang, suara itu sangat ku kenal, pak ferdy, pemilik hotel candra kirana, aku dan mas jaya langsung menghentikan duel secara otomatis
“ apa apaan ini?. Kalian berdua kayak anak kecil aja “ teriak owner itu kencang di iringi pelototan mata. Kita berdua hanya menunduk menahan amarah
“ kalian berdua sekarang ikut ke ruanganku “
“ baik pak “ jawab kami bersamaan

Di pecat. Itulah keputusan terakhir yang di berikan pak ferdy kepadaku, aku sudah menduga hal ini akan terjadi, dan ternyata benar benar terjadi. Aku di keluarkan dari hotel candra kirana. Kalau main salah salahan sebenarnya aku tidak salah, mas jaya yang salah, dialah yang selalu membuat masalah, tapi karena loyalitas dan kesenioran dia di hotel itu laki laki kampret itu di pertahankan dan aku di pecat, benar benar bangsat, hotel macam apa itu. Kayak gitu di bilang bintang empat. Bintang empat dari hongkong?. Kalau untuk service tamu aku akui mereka nomor satu, tapi untuk pelayanan karyawan?, minus. Bayangin aja, delapan jam sehari Cuma di bayar 37.500 rupiah, makan sekali dan tenaga di forsir kesana kemari, kalau kita masuknya telat beberapa menit aja, management pasti ngomomel ngomel, sedangkan mereka, kalau pembayaran telat dan pernah sampai nunggak mereka hanya mesem mesem ala merci (pamer gusi). Bikin empet aja. Di kira kita ini sapi perahan yang susunya bisa di peras Cuma Cuma. Enggak man, kita manusia.

Terus satu lagi, dan ini adalah akal bulus management hotel. Mereka akan mencari untung sebesar besarnya dengan menekan biaya produksi sekecil kecilnya. Caranya dengan mempergunakan jasa training. Kadang kala aku kasihan sendiri melihat banyaknya anak anak training di hotel ini. Mereka hanya di peras tenaganya dengan iming iming sertifikat tanpa ada balas jasa sepeserpun, yang ada malah mereka di suruh bayar. Fasilitas yang di dapat paling paling Cuma dapat makan doang, itu pun sehari sekali, dan kadang kala pula menunya sama pesis dengan makanan makanan di RUTAN MEDAENG. Sangat menyedihkan. Di bagian banquet saja jumlah pegawai 35 orang. Lima orang karyawan tetap termasuk aku dan sisanya adalah training. Ini sangat menggelikan, oh bapak bapak pejabat tolonglah di buat peraturan yang mengurus hal ini. Anak anak training juga manusia, bukan sapi perahan, terima kasih.

Dengan cara itulah biaya produksi akan tertekan, dan keuntungan semakin berlipat. Untuk para tamu tamu please, hargailah mereka, jangan mentang mentang punya duit bisa seenak jidat nyuruh ini nyuruh itu. Oke?. Mereka sudah sangat lelah dengan rutinitas keparat ini. Kita memang wajib melayani anda dengan baik dan benar, dengan senyum dan semangat (kayak lagunya smash aja) dengan ramah dan tamah, karena itu adalah tugas kita, tapi ngga lebih. So, jadilah simbiosis mutualisme yang sama sama menguntungkan. Oke?. Heheh peace man.

Surabaya makin panas. 43 derajat celcius, jam di handphone menunjukkan pukul 12:00 wib, sangat terik, detik ini aku on the way di jalan basuki rahmat, pikiranku kalut banget, kacau balau dan seruwet benag jahit di pasar wonokromo. Tanpa ba bi bu aku langsung belok ke tunjungan plaza. Lumayan untuk cuci mata dan mendinginkan diri dari panas Surabaya yang makin menggila. Siapa tahu ada lowongan kerja yang bisa ku jajaki.

Pukul 19:00 wib aku sudah nyampe rumah, ayah sudah menunggu di depan pintu. Pandangannya garang, tatapannya nyalak nyalak, aku yakin sebentar lagi pasti nyap nyap kayak kucing tetangga yang ngga pernah di kasih makan
“ kamu bikin malu ayah saja “
Tuh kan bener dia berkicau. Aturan anak pulang kerja tuh di sambut dengan sayang, bukannya di bentak kayak gini
“ aku capek ayah, aku ngantuk, aku ngga mau berdebat sama ayah, aku mau tidur “
Aku langsung bergegas masuk rumah, tapi ayah terburu mencegah
“ ayah mau ngomong sama kamu “
“ ngomong apa? “
“ tadi pak ferdy nelpon ayah. Kamu bikin kasus di hotel, benarkah? “
“ iya, aku di pecat “
“ kamu memang ngga tahu di untung, bikin malu saja. Pak ferdy tuh sudah nolong ayah, seharusnya kamu bisa jaga sikap jo, kalau kamu begini terus kapan dewasanya kamu? “
“ entalah ayah, 1000 tahun lagi kali “
“ kamu itu memang ngga tahu di untung “
Ayah dan pak ferdy adalah teman dekat, persahabatan mereka sudah terjalin sejak sama sama kuliah di sekolah perhotelan terbaik di Surabaya. Aku bisa kerja di hotel candra kirana juga Karena rekomendasi ayah. Ini adalah kolusi, tak patut di contoh, selain itu 20 % saham hotel candra kirana ayah lah pemegangnya. Aaarrrggghhh ini benar benar menyebalkan.
“ kamu tak pernah mengharagai ayah, ayah sudah memberikan yang terbaik untukmu, tapi kamu selalu membuat ulah “
“ dari dulu sudah ku bilang bidangku itu sastra, bukan perhotelan. Tapi ayah memaksaku menggeluti dunia ayah, sekarang begini kan jadinya? “
Ayah diam tak berkutik, tak ada satu patah kata pun keluar dari mulutnya, Ia kalah, tapi aku yakin ayah tak mau kalah, harga diri dan ke-aku-annya sangat besar
“ itu kamunya sendiri yang kurang semangat. Sekarang ayah ngga mau tahu, besok kamu ke hotel candra kirana dan minta maaf sama pak ferdy “
“ ogah, aku ngga salah, buat apa minta maaf. Kayak kurang kerjaan aja “
“ kamu jangan membuat ayah malu di depan pak ferdy jo. Pokoknya ayah ngga mau tahu. Kamu harus mainta maaf “
“ ogah. Emangnya si ferdy itu siapa sech?. Orang tua bukan, saudara juga bukan, dia Cuma temen ayah, toh dia juga ngga ngasih kita makan “
“ cukup jo “ kesabaran ayah sudah habis, tangannya sudah terangkat dan siap mendarat di pipiku
“ apa. Ayah mau menamparku, ayo tampar aja, aku ngga takut “
“ ayah ngga mau tahu, kalau besok kamu tidak minta maaf, tunggu saja nanti “
“ ayah mengancamku? “
Laki laki itu langsung merangkak pergi dan meninggalkanku sendiri. Aaarrrgghhh kenapa sech semua orang sangat menyebalkan.

Malam ini suasana sunyi senyap. Andai di sini ada ibu pasti beban masalah akan sedikit terkurangi. Tapi sekarang ibu sudah lama pergi tepat saat aku kelas dua SMA. Penyebabnya satu, kanker payudara. Sedangkan mas pram dan mbak citra, entah kemana. Mereka berdaa tak kuat lagi dengan dengan tekanan ayah yang mengharuskan anak anaknya menggeluti perhotelan. Aaarrrggghhh, ini benar benar menyebalkan. Mbak citra, mas pram, kalian di mana?. Aku kangen banget sama kalian.

Keesokan harinya aku adu mulut lagi dengan ayah, gara garanya sudah jelas, aku tak mau ke hotel candra kirana untuk minta maaf pada pak ferdy. Aaarrrggghhh ini benar benar menyebalkan
“ kalau kamu tidak menuruti ayah, lebih baik kamu pergi dari rumah ini “ sangat tinggi nada suara laki laki itu, aku sedikit sock, tapi setelah itu ku buat biasa biasa aja
“ oke, lagian aku juga ngga betah tinggal di neraka ini. Paham “
“ kamu ngga akan bisa hidup tanpa ayah “
“ maksud ayah apa? “
“ kamu sudah besar kamu pasti bisa mencerna kata kata ayah barusan “
“ aku kasihan nglihat ayah “
Usai mengucapkan kata kata itu aku langsung enyah tanpa pmit. Aaarrrgghh.

Detik ini aku di taman patung kuda jl. joyo boyo. Aku kacau banget. Pikiranku ruwet dan semuanya sangat mnyebalkan, bangku taman yang berbetuk anga\a 5 tidak bisa memberikan hiburan aapa apa, hanya sunyi yang ada. Meskipun jl joyo boyo dan gunung sari banyak kendaraan berseliweran, tapi semuanya tetap sangat menyebalkan, dan yang lebih menyebalkan tiba tiba mas jaya muncul menghampiriku, mau apa dia datang kesini
“ jo “ sapanya mengawali perjumpaan
“ apa mas?. Mau ngajak ribut lagi? “
“ enggak jo, aku minta maaf “
“ najis “
“ serius jo. Aku Cuma di suruh “
“ maksud mas jaya? “
“ keributan antara aku dan kau permintaan pak ferdy, dialah yang menyruhku untuk membuat masalah denganmu. Agar dia bisa leluasa memecatmu, jujur jo, bagiku kamu itu adalah karyawan yang sangat baik, sopan, dan disiplin “
“ kenapa sameyan mau melakukan itu? “
“ istriku hamil jo, sebentar lagi melahirkan, sedangkan anak pertamaku di vonis kanker otak, aku butuh uang banyak jo “
“ aku kasihan mas melihatmu, ngga punya harga diri “
“ klau kamu berada di posisiku kamu tak akan bicara seperti itu jo. Tapi sudahlah “
Hening sesaat, namun langsung pecah dua detik kemudian
“ ada satu lagi yang ingin ku katakan padamu “
“ apa? “
“ ini tentang pak silo, ayahmu dengan pak ferdy “
“ ada apa dengan mereka? “
“ kau jangan marah bila mendengar fakta ini “
“ katakanlah mas “
“ pak silo sebenarnya tidak mempunyai 20 % saham hotel candra kirana. Pak silo adalah ekor yang selalu berada di belakang pak ferdy. Kasarannya dia itu tangan kanan sekaligus jongos. Semua kebutuhan pak silo pak ferdy lah yang mencukupi, termasuk biaya hidup kalian. Dan sebagai imbal balik pak silo memberikan semua yang di minta pak ferdy termasuk istrinya sendiri, ibumu “
“ kamu jangan ngawur mas “
“ aku serius jo, kamu kira penyebab kematian ibumu kanker payudra. Tidak. Ia menderita tekanan batin karena di jual ayahmu pada pak ferdy. Aku sudah puluhan tahun kerja sama pak ferdy. Aku tahu hitam putihnya “
Dalam sekejap aku langsung mendidih menahan amarah, ferdy benar benar brengsek.

BRUAKKK. Pintu ruang kerja ferdy ku buka secara kasar. Laki laki itu tengah berbincang bincang dengan ayah. Kebetulan sekali, dua duanya bisa ku umpat sekalian
“ jo, ngapain kamu kesini? “ Tanya ayah dengan mata terbelalak
“ jancok, asu kampret “
Yang pertama ku damprat adalah ferdy
“ kamu itu binatang jalang, seharusnya kamu itu ngga terlahir sebagai manusia, tapi binatang. Jancok, asu “
Pandangan segera ku alihkan kepada ayah
“ dan kau dasar lelaki goblok yang ngga punya harga diri. Kalau boleh milih lebih baik aku tidak terlahir dari benih spermamu. Brengsek kalian semua, jancok asu kampret “
Surabaya, 14/12/2011
Taman patung kuda -  jl. Joyo boyo   

Gunung Ranti 2.601 MDPL - hiking with PGJ (pendaki gunung jember)

puncak ranti 2.601 mdpl Gunung ranti adalah pendakian ketiga gue setelah semeru dan ijen, kali ini benar benar istimewa, karena ram...